Pages

Rabu, 03 Oktober 2012

Penggunaan Hewan Di Masa Perang

Foto: ‎Penggunaan Hewan Di Masa Perang

mr. boang

Di masa perang binatang pun dapat dijadikan alat perang yang bisa saja menentukan menang atau kalah, seperti kisah-kisah di bawah ini.
1.Unta yang dibakar hidup-hidup 
Pada tahun 1398 penguasa Mongol saat itu Tamerlane/Timur Leng (1370-1405)melakukan invasi militer ke India. Saat itu India dipimpin oleh Sultan Mahmud Khan yang berpusat di Delhi, dan secara militer India saat itu bukanlah negeri yang dapat dipandang setengah mata. Khan memiliki pasukan gajah berjumlah 120 ekor yang dilengkapi dengan baju zirah besi dan sebentuk pedang melengkung (schimitar) beracun yang ditempelkan di gading gajah-gajah mereka.
Percaya diri akan dengan mudah meraih kemenangan, Khan memerintahkan pasukannya untuk maju menyerang pasukan Mongol yang terkejut ternyata mereka harus melawan pasukan gajah. Terjadi kepanikan di antara pasukan Mongol, sebagian bahkan melarikan diri. Dalam keadaaan yang kurang menguntungkan itu, Tamerlane yang pernah mendengar bahwa gajah sangat mudah merasa terganggu, memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan unta-untanya ke barisan depan dan menutupinya dengan jerami dan minyak kemudian membakarnya.
Unta-unta malang itu dalam panik berlari serabutan dan tak terkendali ke depan menyongsong pasukan gajah sang Khan. Hal itu membuat formasi pasukan gajah porak poranda, dalam kepanikan dan ketakutan akan api gajah-gajah India balik berlari ke belakang dimana di sana terdapat pasukan infantri India. Yang terjadi adalah gajah-gajah tersebut melabrak dan menginjak-injak pasukannya sendiri. Menyusul hal tersebut, Tamerlane dengan sapuan cepat berhasil menaklukkan India dan merampas gajah-gajah tersebut untuk kemudian digunakannya untuk menaklukkan Ankara, Turki.
2.Lumba-lumba pembunuh 
Terjadi di masa perang dingin antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat di tahun 1960-an, pihak Amerika Serikat menyadari kecerdasan lumba-lumba akan dapat sangat berguna jika dimanfaatkan. Untuk itu Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) pada tahun 1960 memulai sebuah program pelatihan bagi mamalia laut. Saat itu lumba-lumba dilatih untuk membawa perlengkapan-perlengkapan ke garis depan, atau ke suatu tempat yang berbahaya bagi manusia, selain juga sebagai piranti survey medan.
Tak lama pihak Uni Sovyet mengetahui hal ini, mereka mulai juga mengembangkan program pelatihan untuk lumba-lumba mereka. Bahkan lebih dari sekedar sebagai satuan pembantu, Sovyet melatih lumba-lumba untuk membunuh! Ya membunuh, lumba-lumba mereka terlatih untuk melakukan serangan kamikaze kepada kapal selam lawan dan menyerang perenang musuh dengan menusuk menggunakan harpun (semacam tombak panjang yang biasa dipakai pemburu paus).
Seiring waktu, metode pelatihan yang diterapkan pun semakin bervariasi dan kejam. Salah satunya adalah dengan melatih lumba-lumba untuk menusukkan semacam tombak yang dapat menginjeksikan cairan tertentu (shark darts). Shark darts diisi cairan CO2 bertekanan tinggi yang apabila diinjeksikan ke manusia mampu menyebabkan seluruh isi perutnya keluar melalui mulut dan berakibat kematian.
Walaupun belum ada bukti yang cukup kuat, diduga pihak Amerika Serikat pun melakukan hal yang sama yaitu melatih lumba-lumba untuk membunuh.
3.Kalkun berparasut 
Pada masa Perang Sipil (Civil War) di Spanyol tahun 1936 antara pihak Anarkis melawan Nasionalis terjadi peristiwa yang cukup menggelikan. Suatu ketika pihak Nasionalis terdesak hingga terpojok ke wilayah berbukit-bukit yang menyulitkan mereka untuk mendapatkan bantuan baik pasukan maupun ransum. Pada peristiwa itu sepasukan tentara yang dipimpin oleh Captain Cortes berhasil mundur dan berlindung ke sebuah biara (Monastery of Santa Maria de la Cabeza), dimana mereka menemukan banyak kalkun di sana. Berkeinginan membantu kawan-kawannya yang terdesak di daerah bukit, mereka memutuskan untuk mengirimi mereka bantuan makanan yaitu berupa kalkun hidup yang diterjunkan dari pesawat.

4.Tikus pengendus ranjau 
Setelah mengalami berdekade-dekade masa peperangan, Mozambique, sebuah negara di pantai timur Afrika telah menjadi sebuah ladang ranjau. Ranjau-ranjau darat yang masih aktif bertebaran di seantero negeri. Seorang pekerja sosial bernama Bart Weetjens mengusulkan untuk menggunakan tikus-tikus untuk mengendus tempat dimana ada ranjau darat tertanam. Sekilas kita akan mengira tikus-tikus tersebut digunakan untuk memicu ranjau darat tersebut untuk meledak sehingga tidak menelan korban manusia.
 
Ternyata bukan begitu cara kerjanya. Nyatanya tikus-tikus lokal berukuran besar tersebut dilatih untuk memberikan sinyal saat mereka menemukan adanya ranjau. Saat menemukan ranjau, dengan iming-iming sepotong makanan tikus-tikus tersebut akan menggaruk-garukkan kakinya ke tanah memberitahu pawangnya bahwa ada ranjau di titik tersebut. Setelah itu tugas penjinak bom-lah untuk mengamankan ranjau tersebut.
Metode ini sangatlah efektif membuat organisasi sosial Bart menargetkan akan dapat membersihkan area seluas 3.7 juta meter persegi pada tahun 2014, untuk kemudian dia akan memulai hal yang sama di Angola dan Kongo yang memiliki masalah sama tentang ranjau darat.
5.Kuda betina untuk mengganggu kuda musuh 
Pada abad ke-14 SM di Mesir tersebutlah seorang pemimpin militer besar bernama Pharaoh Thutmose III. Sang Firaun selalu haus akan penaklukan-penaklukan sehingga semasa hidupnya ia telah mengalami 17 peperangan dan telah menaklukkan sebagian besar Mesir waktu itu. Ia diakui sebagai seorang jenius di bidang militer, sehingga untuk melawannya pun tidak bisa sembarang taktik digunakan. Hal inilah yang disadari oleh raja Kadesh, sebuah kota kuno di wilayah Syria.

Sadar bahwa ia butuh lebih daripada sekedar taktik perang konvensional, sang raja memiliki ide untuk melawan musuhnya dengan menggunakan kuda-kuda betina. Dia tahu bahwa kuda-kuda yang digunakan kereta perang Thutmose III seluruhnya berjenis kelamin jantan, dia bermaksud mengganggu kuda-kuda jantan itu dengan cara melepaskan banyak kuda betina ke medan pertempuran. Hasilnya ternyata cukup memuaskan, taktik ini berhasil mengacaubalaukan pasukan Thutmose III karena kuda-kuda mereka berlarian tanpa beraturan mengejar kuda-kuda betina yang dilepaskan raja Kadesh tersebut.
6.Merpati dan falkon pemburu merpati 
Kita semua telah mengetahui di masa lalu, burung merpati seringkali digunakan sebagai pengantar pesan. Begitu juga dimasa perang, hingga Perang Dunia II perang burung merpati dalam peperangan masih sangat menentukan. Ada kisah yang cukup inspirasional mengenai seekor burung merpati pembawa pesan bernama Cher Ami yang berhasil menyelamatkan 200 tentara dari gempuran artileri musuh. Burung tersebut membawa pesan permintaan tolong, dan di tengah derasnya hujan peluru burung tersebut berhasil melakukan tugasnya walaupun ia tertembak di dada dan kehilangan salah satu kakinya.
Kisah berikutnya terjadi di masa Perang Dunia II. Pihak Inggris telah mengetahui bahwa Jerman menggunakan burung-burung merpati untuk mengirimkan pesan kepada seluruh pasukannya yang tersebar di seantero Eropa saat itu. Bahkan seorang staff Nazi SS dengan bangga mengangkat dirinya sebagai Ketua Perkumpulan Merpati Nasional German (German National Pigeon Society).
Untuk mengantisipasi ini, pihak Inggris juga membentuk seksi khusus yang bernama Army Pigeon Service Special Section. Walapun memiliki nama berkaitan tentang merpati, di dalamnya ternyata tidak ada merpati satu ekor pun. Melainkan mereka melatih burung-burung Falkon Peregrin yang merupakan musuh alami merpati di alam liar. Burung-burung falkon ini dilatih untuk memburu merpati-merpati pembawa surat dan menggagalkan pengiriman berita‎Penggunaan Hewan Di Masa Perang



Di masa perang binatang pun dapat dijadikan alat perang yang bisa saja menentukan menang atau kalah, seperti kisah-kisah di bawah ini.
1.Unta yang dibakar hidup-hidup
Pada tahun 1398 penguasa Mongol saat itu Tamerlane/Timur Leng (1370-1405)melakukan invasi militer ke India. Saat itu India dipimpin oleh Sultan Mahmud Khan yang berpusat di Delhi, dan secara militer India saat itu bukanlah negeri yang dapat dipandang setengah mata. Khan memiliki pasukan gajah berjumlah 120 ekor yang dilengkapi dengan baju zirah besi dan sebentuk pedang melengkung (schimitar) beracun yang ditempelkan di gading gajah-gajah mereka.
Percaya diri akan dengan mudah meraih kemenangan, Khan memerintahkan pasukannya untuk maju menyerang pasukan Mongol yang terkejut ternyata mereka harus melawan pasukan gajah. Terjadi kepanikan di antara pasukan Mongol, sebagian bahkan melarikan diri. Dalam keadaaan yang kurang menguntungkan itu, Tamerlane yang pernah mendengar bahwa gajah sangat mudah merasa terganggu, memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan unta-untanya ke barisan depan dan menutupinya dengan jerami dan minyak kemudian membakarnya.
Unta-unta malang itu dalam panik berlari serabutan dan tak terkendali ke depan menyongsong pasukan gajah sang Khan. Hal itu membuat formasi pasukan gajah porak poranda, dalam kepanikan dan ketakutan akan api gajah-gajah India balik berlari ke belakang dimana di sana terdapat pasukan infantri India. Yang terjadi adalah gajah-gajah tersebut melabrak dan menginjak-injak pasukannya sendiri. Menyusul hal tersebut, Tamerlane dengan sapuan cepat berhasil menaklukkan India dan merampas gajah-gajah tersebut untuk kemudian digunakannya untuk menaklukkan Ankara, Turki.
2.Lumba-lumba pembunuh
Terjadi di masa perang dingin antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat di tahun 1960-an, pihak Amerika Serikat menyadari kecerdasan lumba-lumba akan dapat sangat berguna jika dimanfaatkan. Untuk itu Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) pada tahun 1960 memulai sebuah program pelatihan bagi mamalia laut. Saat itu lumba-lumba dilatih untuk membawa perlengkapan-perlengkapan ke garis depan, atau ke suatu tempat yang berbahaya bagi manusia, selain juga sebagai piranti survey medan.
Tak lama pihak Uni Sovyet mengetahui hal ini, mereka mulai juga mengembangkan program pelatihan untuk lumba-lumba mereka. Bahkan lebih dari sekedar sebagai satuan pembantu, Sovyet melatih lumba-lumba untuk membunuh! Ya membunuh, lumba-lumba mereka terlatih untuk melakukan serangan kamikaze kepada kapal selam lawan dan menyerang perenang musuh dengan menusuk menggunakan harpun (semacam tombak panjang yang biasa dipakai pemburu paus).
Seiring waktu, metode pelatihan yang diterapkan pun semakin bervariasi dan kejam. Salah satunya adalah dengan melatih lumba-lumba untuk menusukkan semacam tombak yang dapat menginjeksikan cairan tertentu (shark darts). Shark darts diisi cairan CO2 bertekanan tinggi yang apabila diinjeksikan ke manusia mampu menyebabkan seluruh isi perutnya keluar melalui mulut dan berakibat kematian.
Walaupun belum ada bukti yang cukup kuat, diduga pihak Amerika Serikat pun melakukan hal yang sama yaitu melatih lumba-lumba untuk membunuh.
3.Kalkun berparasut
Pada masa Perang Sipil (Civil War) di Spanyol tahun 1936 antara pihak Anarkis melawan Nasionalis terjadi peristiwa yang cukup menggelikan. Suatu ketika pihak Nasionalis terdesak hingga terpojok ke wilayah berbukit-bukit yang menyulitkan mereka untuk mendapatkan bantuan baik pasukan maupun ransum. Pada peristiwa itu sepasukan tentara yang dipimpin oleh Captain Cortes berhasil mundur dan berlindung ke sebuah biara (Monastery of Santa Maria de la Cabeza), dimana mereka menemukan banyak kalkun di sana. Berkeinginan membantu kawan-kawannya yang terdesak di daerah bukit, mereka memutuskan untuk mengirimi mereka bantuan makanan yaitu berupa kalkun hidup yang diterjunkan dari pesawat.

4.Tikus pengendus ranjau
Setelah mengalami berdekade-dekade masa peperangan, Mozambique, sebuah negara di pantai timur Afrika telah menjadi sebuah ladang ranjau. Ranjau-ranjau darat yang masih aktif bertebaran di seantero negeri. Seorang pekerja sosial bernama Bart Weetjens mengusulkan untuk menggunakan tikus-tikus untuk mengendus tempat dimana ada ranjau darat tertanam. Sekilas kita akan mengira tikus-tikus tersebut digunakan untuk memicu ranjau darat tersebut untuk meledak sehingga tidak menelan korban manusia.

Ternyata bukan begitu cara kerjanya. Nyatanya tikus-tikus lokal berukuran besar tersebut dilatih untuk memberikan sinyal saat mereka menemukan adanya ranjau. Saat menemukan ranjau, dengan iming-iming sepotong makanan tikus-tikus tersebut akan menggaruk-garukkan kakinya ke tanah memberitahu pawangnya bahwa ada ranjau di titik tersebut. Setelah itu tugas penjinak bom-lah untuk mengamankan ranjau tersebut.
Metode ini sangatlah efektif membuat organisasi sosial Bart menargetkan akan dapat membersihkan area seluas 3.7 juta meter persegi pada tahun 2014, untuk kemudian dia akan memulai hal yang sama di Angola dan Kongo yang memiliki masalah sama tentang ranjau darat.
5.Kuda betina untuk mengganggu kuda musuh
Pada abad ke-14 SM di Mesir tersebutlah seorang pemimpin militer besar bernama Pharaoh Thutmose III. Sang Firaun selalu haus akan penaklukan-penaklukan sehingga semasa hidupnya ia telah mengalami 17 peperangan dan telah menaklukkan sebagian besar Mesir waktu itu. Ia diakui sebagai seorang jenius di bidang militer, sehingga untuk melawannya pun tidak bisa sembarang taktik digunakan. Hal inilah yang disadari oleh raja Kadesh, sebuah kota kuno di wilayah Syria.

Sadar bahwa ia butuh lebih daripada sekedar taktik perang konvensional, sang raja memiliki ide untuk melawan musuhnya dengan menggunakan kuda-kuda betina. Dia tahu bahwa kuda-kuda yang digunakan kereta perang Thutmose III seluruhnya berjenis kelamin jantan, dia bermaksud mengganggu kuda-kuda jantan itu dengan cara melepaskan banyak kuda betina ke medan pertempuran. Hasilnya ternyata cukup memuaskan, taktik ini berhasil mengacaubalaukan pasukan Thutmose III karena kuda-kuda mereka berlarian tanpa beraturan mengejar kuda-kuda betina yang dilepaskan raja Kadesh tersebut.
6.Merpati dan falkon pemburu merpati
Kita semua telah mengetahui di masa lalu, burung merpati seringkali digunakan sebagai pengantar pesan. Begitu juga dimasa perang, hingga Perang Dunia II perang burung merpati dalam peperangan masih sangat menentukan. Ada kisah yang cukup inspirasional mengenai seekor burung merpati pembawa pesan bernama Cher Ami yang berhasil menyelamatkan 200 tentara dari gempuran artileri musuh. Burung tersebut membawa pesan permintaan tolong, dan di tengah derasnya hujan peluru burung tersebut berhasil melakukan tugasnya walaupun ia tertembak di dada dan kehilangan salah satu kakinya.
Kisah berikutnya terjadi di masa Perang Dunia II. Pihak Inggris telah mengetahui bahwa Jerman menggunakan burung-burung merpati untuk mengirimkan pesan kepada seluruh pasukannya yang tersebar di seantero Eropa saat itu. Bahkan seorang staff Nazi SS dengan bangga mengangkat dirinya sebagai Ketua Perkumpulan Merpati Nasional German (German National Pigeon Society).
Untuk mengantisipasi ini, pihak Inggris juga membentuk seksi khusus yang bernama Army Pigeon Service Special Section. Walapun memiliki nama berkaitan tentang merpati, di dalamnya ternyata tidak ada merpati satu ekor pun. Melainkan mereka melatih burung-burung Falkon Peregrin yang merupakan musuh alami merpati di alam liar. Burung-burung falkon ini dilatih untuk memburu merpati-merpati pembawa surat dan menggagalkan pengiriman berita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar